Malaysia Meluncurkan EV Asli Pertama, Dengan Menariknya: Baterai Dijual Terpisah

37

Perodua Malaysia telah memasuki pasar kendaraan listrik (EV) dengan QV-E, sebuah crossover subkompak yang menandai mobil tanpa emisi pertama yang dikembangkan di dalam negeri. Harga kendaraan itu sendiri dimulai dari $19.400, namun komponen utamanya – baterai – tidak termasuk dan harus disewa dengan tambahan $67 per bulan berdasarkan kontrak sembilan tahun.

Pembangunan dan Investasi Dalam Negeri

Tidak seperti pesaingnya Proton, yang mengubah model Geely yang sudah ada, Perodua menginvestasikan 800 juta ringgit ($194 juta) untuk penelitian dan rekayasa awal, dimulai pada tahun 2023. Proyek ini berkembang melalui beberapa tahap konsep (EMO, EMO-I, EMO-II) sebelum mencapai model produksi QV-E. Perkembangan ini merupakan dorongan strategis untuk membangun kemampuan kendaraan listrik lokal dibandingkan mengandalkan desain asing.

Desain dan Performa

QV-E, berukuran panjang 4.170 mm, memadukan dimensi kompak dengan gaya coupe yang mengingatkan pada Toyota C-HR dan Nissan Juke. Ia dilengkapi lampu depan LED yang tajam, gagang pintu rata, dan bagian belakang miring dengan bilah lampu lebar penuh. Interiornya mencakup layar ganda 10,25 inci dan fitur keselamatan dasar seperti enam airbag dan suite ADAS.

Kendaraan ini didukung oleh motor listrik tunggal berkekuatan 201 hp yang menggerakkan roda depan, mencapai kecepatan 0–62 mph dalam 7,5 detik. Ia menggunakan baterai lithium besi fosfat 52,5 kWh yang dipasok oleh CATL, mengklaim jangkauan hingga 276 mil (siklus NEDC). Baterai tidak dijual langsung tetapi disewakan melalui model “Battery-as-a-Service” Perodua, yang diklaim perusahaan akan mengurangi kecemasan pelanggan tentang degradasi baterai.

Sasaran Produksi dan Pasar

Perodua berencana untuk memulai produksi lokal dengan 500 unit per bulan, dan ditingkatkan menjadi 3.000 unit pada kuartal ketiga tahun 2026. Perusahaan ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan suku cadang lokal dari 50% pada awal tahun 2026 menjadi 70% pada tahun 2030. Peluncuran ini sejalan dengan tujuan pemerintah Malaysia untuk mencapai 15% penjualan kendaraan listrik pada akhir dekade ini.

Model Battery-as-a-Service memastikan garansi baterai seumur hidup demi ketenangan pikiran pelanggan kami, kata CEO Perodua Zainal Abidin Ahmad.

Peluncuran ini penting karena menunjukkan ambisi Malaysia untuk tidak hanya menjadi pusat perakitan bagi pembuat mobil asing, tetapi juga menjadikan dirinya sebagai produsen teknologi kendaraan listrik asli. Model sewa guna usaha, meski kontroversial, mencerminkan tren yang lebih luas dalam industri di mana biaya baterai merupakan hambatan utama bagi konsumen untuk masuk.