Lexus Harus Mempertimbangkan Kembali LFA Listrik – Tapi Hanya Jika Itu Benar-Benar Luar Biasa

17

Lexus LFA, supercar yang kini dipuja sebagai klasik kultus, telah menghabiskan waktu bertahun-tahun membangun reputasi di kalangan para penggemarnya. Dipuji oleh mereka yang pernah mengendarainya dan disalahpahami oleh sebagian besar orang lain, mesin V-10 yang khas dan konstruksi serat karbon yang canggih telah mengukuhkan tempatnya dalam sejarah otomotif. Dengan hanya diproduksi 500 unit, LFA tetap menjadi pengalaman eksklusif.

Kini, Lexus telah meluncurkan konsep LFA baru – namun kali ini menggunakan tenaga listrik. Pengumuman tersebut ditanggapi dengan skeptis, karena banyak penggemar mempertanyakan apakah versi listrik dapat mencerminkan semangat pendahulunya yang bertenaga bensin.

Dilema Supercar Listrik

Kendaraan listrik tidak dapat disangkal telah mengubah lanskap performa, bahkan kendaraan listrik arus utama mampu menghasilkan akselerasi yang mengesankan. Namun, supercar tradisional menawarkan pengalaman yang belum dapat ditandingi oleh kendaraan listrik: umpan balik mendalam dari sebuah mesin, hubungan antara pengemudi dan mesin, dan penanganan yang presisi tanpa terbebani oleh baterai yang besar.

Industri otomotif membutuhkan pilihan tanpa emisi yang lebih terjangkau, tetapi menambahkan mainan listrik seharga enam digit sepertinya tidak perlu. Namun, LFA aslinya berbeda. Itu bukan hanya mobil yang cepat; itu adalah sebuah peristiwa. Raungan mesin V-10 yang tak terlupakan, interior unik, dan handling yang agresif membuatnya menonjol. Orang-orang menatap ketika Anda lewat, dan mobil itu membuat Anda merasa seperti sesuatu yang istimewa.

Dorongan Internal Toyota untuk Performa

Pembentukan LFA didorong oleh Akio Toyoda, CEO Toyota, yang berupaya menghilangkan citra konservatif perusahaan. Toyoda dan pembalap top lainnya berperan penting dalam perkembangannya, bahkan setelah kehilangan tragis salah satu “Master Driver” asli mereka selama pengujian di Nürburgring. Dedikasi terhadap kinerja itulah yang membuat LFA tetap istimewa di Toyota.

Toyota secara historis skeptis terhadap elektrifikasi penuh dan lebih memilih mobil hibrida dan hidrogen. Namun perusahaan tersebut mengubah pendiriannya dengan menghadirkan kendaraan listrik baru. Jika Toyota serius untuk bersaing di Eropa dan Tiongkok, dan memenuhi janji baterai solid-state, Toyota perlu memanfaatkan performa listrik.

Potensi EV yang Terobosan

Toyota telah bereksperimen dengan prototipe listrik yang mensimulasikan suara V-10 LFA dan bahkan menyertakan gearbox manual dengan pedal kopling. Prototipe ini terbukti sangat menarik. Para insinyur perusahaan tampaknya bertekad untuk membuat kendaraan listrik menyenangkan untuk dikendarai, tidak hanya mematuhi peraturan.

Konsep LFA tidak akan berhasil, karena Toyota telah mengingkari janjinya sebelumnya. Namun jika perusahaannya serius, versi listrik ini bisa menjadi sesuatu yang luar biasa. Transmisi revolusioner, baterai lebih ringan, dan simulasi suara mesin yang dapat dipilih dapat menciptakan pengalaman yang berbeda dari yang lain.

Putusan

Lexus harus mengejar LFA listrik hanya jika dapat menghadirkan mobil yang sesuai dengan warisan aslinya. Jika mobil ini dapat memenangkan hati para peminatnya dan membuktikan bahwa kendaraan listrik bisa menjadi hal yang mendebarkan, mengapa tidak? LFA asli itu istimewa, dan yang baru harus berusaha untuk menjadi lebih baik lagi.