Stellantis Mengabaikan Parlemen Kanada Di Tengah Pergeseran Produksi Jeep

48

Stellantis, produsen otomotif multinasional, telah memicu kemarahan anggota parlemen Kanada setelah gagal hadir pada sidang yang dijadwalkan di House of Commons. Sesi ini dimaksudkan untuk membahas keputusan perusahaan baru-baru ini untuk memindahkan produksi Jeep Compass yang didesain ulang dari pabrik perakitannya di Brampton, Ontario ke Belvidere, Illinois, sebagai bagian dari investasi $18,3 miliar di fasilitas AS.

Pergeseran dan Serangan Balik

Pergeseran tiba-tiba dalam rencana produksi telah banyak dikritik di Kanada, terutama mengingat waktunya – yang terjadi tak lama setelah perselisihan perdagangan di bawah pemerintahan Trump. Tindakan ini membuat masa depan fasilitas Brampton menjadi tidak pasti, sehingga memicu kemarahan di kalangan politisi dan pekerja Kanada. Masalah intinya bukan hanya relokasi pekerjaan, namun juga anggapan pengabaian terhadap kepentingan dan tenaga kerja Kanada.

Ketidakhadiran

Perwakilan Stellantis diharapkan memberikan kesaksian di depan komite DPR pada hari Senin tetapi tidak hadir. Meskipun telah berulang kali diundang, kepala urusan eksternal dan kebijakan publik perusahaan tidak ikut serta dalam sesi jarak jauh, yang berlangsung hampir dua jam. Ketua Komite Kelly McCauley mengungkapkan rasa frustrasinya, dan menyebut ketidakhadiran tersebut sebagai sesuatu yang “menakjubkan,” sementara Wakil Ketua Marie-Hélène Gaudreau menggambarkan dirinya sebagai “tidak bisa berkata-kata.”

Perusahaan mengklaim bahwa mereka mengalami “kesulitan teknis” yang tidak dijelaskan secara spesifik sehingga mencegah partisipasi jarak jauh, meskipun konon telah menyelesaikan uji coba yang berhasil dengan tim TI panitia. Penjelasan ini ditanggapi dengan skeptis, mengingat maraknya penerapan pertemuan jarak jauh dalam beberapa tahun terakhir. Para kritikus berpendapat bahwa jika partisipasi benar-benar menjadi prioritas, maka solusi akan ditemukan.

Pertanyaan yang Masih Ada

Stellantis belum secara terbuka membahas situasi ini melalui saluran medianya di Kanada. Perusahaan memang memberi tahu CBC Windsor bahwa mereka “siap dan bersedia” untuk tampil, tetapi masalah teknis menghalanginya. Kegagalan untuk terlibat secara langsung telah memicu spekulasi mengenai motif dan komitmen perusahaan terhadap operasinya di Kanada.

Panitia telah menyampaikan undangan lain agar Stellantis hadir Kamis depan, sementara penyelidikan terhadap kontrak terkait pabrik Brampton terus berlanjut. Insiden ini menimbulkan pertanyaan yang lebih luas mengenai pengaruh perusahaan asing terhadap industri dalam negeri dan perlunya transparansi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan perusahaan.

Situasi ini menyoroti meningkatnya ketegangan antara kepentingan ekonomi dan akuntabilitas politik. Tanpa penjelasan yang jelas dari Stellantis, perusahaan tersebut berisiko semakin merusak hubungannya dengan para pemangku kepentingan Kanada dan menghadapi peningkatan pengawasan terhadap operasinya di masa depan di negara tersebut.